sumber gambar: (http://www.kerangrebus.com/2013/03/menemukan-cinta-sejati/) |
Dari isinilah
awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat.
tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi
selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah
bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sdh tdk bs digerakkan
lagi.Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian
memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke
tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak
merasa kesepian.
Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dpt pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan.
Bahkan terkadang diselingi dengan
menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak
Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat
istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak-
anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg msh kuliah.Pada suatu
hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya– karena
setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga
masing-masing– Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka
karena yang dia inginkan hanya satu ‘agar semua anaknya dapat
berhasil’.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang
sulung berkata:“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil
melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir
bapak……bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.” Sambil air mata si
sulung berlinang.“Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah
lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa
tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat
bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Si
Sulung melanjutkan permohonannya.”Anak-anakku…Jikalau perkawinan dan
hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi,
tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih
dari cukup,dia telah melahirkan kalian….*sejenak kerongkongannya
tersekat*… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh
cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.
Coba kalian
tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ??
Kalian
menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian
menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang
lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.” Pak Suyatno menjawab hal
yang sama sekali tidak diduga anak-anaknyaSejenak meledaklah tangis
anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di
pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat
dicintainya itu……Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu
stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan
pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun
merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa….disaat itulah meledak
tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun
tidak sanggup menahan haru.Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…”
Sambil menangis” Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya
dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah..dan saya yakin hanya
kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia
saya…”BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA
ALLAH”.
Dear my friends, that’s a true story from
someone who taugh me about the important of investment three years ago. I
wish i could be someone like him…to give all attention to family..i
believe family is our precious thing..more than money or gold.
cinta bukan hanya nafsu, cinta adalah pengorbanan...
from:
http://adriannugraha.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar