Mengawali note ini saya sampaikan bahwa
saya tidak membawa pada definisi yang terlalu jauh soal pikiran, tidak
sampai level advance. Misal sampai ke soal pikiran sadar dan pikiran
bawah sadar. Saya tidak sampai ke situ. Dalam note ini saya membedakan
antara PIKIRAN (MIND), BERPIKIR (THINK) dan PEMIKIRAN (THOUGHT). Pikiran
adalah alat untuk berpikir. Hasil dari kegiatan berpikir adalah
pemikiran. Pikiran tidak berpikir maka tidak ada pemikiran.
Mudah-mudahan bisa dipahami. Bila ada yang tidak setuju ya enggak
apa-apa he he. Unity In Diversity. Sekarang kita masuk ke pembahasan.
.
Deepak Chopra berdasarkan pengamatannya
menyatakan bahwa dalam sehari jumlah pemikiran yang berseliweran dalam
pikiran kita sebanyak 60.000 pemikiran. Buseeet. Buanyaknya minta ampun
ya? Nah sehingga bisa saya katakan pikiran ini bergerak dengan kecepatan
yang sangat tinggi. Bahkan mungkin kecepatannya jauh melampaui
kecepatan cahaya. Ya, cahaya yang didaulat memiliki kecepatan 3 x 10
pangkat 8 km / detik menurut saya tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan kecepatan pikiran. Satu-satunya yang bisa mengalahkan kecepatan
pikiran ya cuman MENCRET … Kok bisa? Ya, soalnya belum kepikir mencret
itu udah pasti nempel celana hua ha ha (bercanda dot com).
.
Di satu sisi kecepatan pikiran ini
menguntungkan namun di sisi lain bisa merugikan. Why? Karena kalau kita
tidak mampu mengimbangi kecepatan pikiran kita akan menderita. Kita akan
diperbudak oleh pikiran kita sendiri. Sebaliknya bila kita mampu
mengimbanginya maka kita bisa memanfaatkan pikiran sebagai bawahan yang
luar biasa. Pikiran adalah energi. Ketika ia bergerak maka ia akan
bergerak dengan cepat bolak balik antara kutub positif dan negatif. Oleh
karenanya kalau kita mau jujur sepositif apapun yang kita pikirkan bisa
ada negatif versionnya. Bila porsinya imbang antara negatif dan positif
maka muncullah yang disebut RAGU-RAGU atau BIMBANG! Adanya polarisasi +
dan – dalam pemikiran ini yang memungkinkan seseorang yang baru saja
berpikir positif bisa seketika berbalik menjadi negatif. Contoh lain,
ketika kita berpendapat A kita bisa membantahnya dengan pemikiran B.
.
.
Ketika pikiran yang sebenarnya merupakan
energi ini bergerak maka ia akan menghasilkan perasaan. Lho kok bisa?
Ya. Perasaan atau emosi bahasa inggrisnya adalah EMOTION. EMOTION ini
menurut dalam keyakinan saya adalah kependekan dari ENERGY IN MOTION
alias ENERGI YANG BERGERAK. Ketika pikiran bergerak maka sesungguhnya
energi telah bergerak dan selanjutnya muncul emosi. Dengan pemahaman ini
maka sebenarnya ketika pikiran “berhenti” atau kita ”hentikan” tidak
akan ada emosi. Dalam arti emosinya netral. Semua akan emosi “pulang ke
asalnya” yaitu MANUNGSA alias MANUNGGALING RASA. Tidak ada energy in
motion ya tidak ada emotion.
.
Dengan demikian kita bisa mengatasi
persoalan emosi apapun jika kita menghentikan pikiran untuk berpikir.
Nah persoalannya bisakah pikiran dihentikan untuk berpikir. Bisakah
pikiran dihentikan untuk bergerak? Dalam kacamata saya BISA ! MUNGKIN !
Dalam artian begini. Pergerakan pikiran yang dominan dapat dibagi
menjadi 3 zona yaitu ZONA PAST (TADI), ZONA PRESENT (SAAT INI) dan ZONA
FUTURE (NANTI). Satu detik yang lalu itu sudah saya kategorikan PAST.
Satu detik ke depan itu sudah saya kategorikan FUTURE. Dan selalu
mengikuti setiap detikan waktu itulah yang saya namakan PRESENT. Nah
pikiran itu secara alamiah selalu bergerak ke PAST dan FUTURE. Pikiran
TIDAK MENYUKAI SAAT INI. Yuk kita evaluasi. Berapa banyak di antara anda
yang saat mandi TAPI pikirannya tidak di kamar mandi? Saat makan
pikirannya TAPI mikir 1 jam kedepan? Saat sholat TAPI pikirannya ke
besok hari atau kemarin? Nah lho ngaku ngaku he he he. Kalau kita mau
jujur kita ini HIDUP DI SAAT INI tapi kita terlalu sering membiarkan
pikiran kita berkelana ke PAST dan FUTURE. Lalu apa bahayanya kalau
pikiran kita terlalu liar kita biarkan begerak ke PAST dan FUTURE? Kita
akan bahas nanti …
.
Bersambung ke bagian 2
.
.
ARIF RH
The Happiness Consultant
sumber = (http://ikhlaspasrah.com/menghentikan-pikiran-mungkinkah-bagian-1/)
sumber = (http://ikhlaspasrah.com/menghentikan-pikiran-mungkinkah-bagian-1/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar